Laa Tahzan, Innallaha Ma'a Naa

Rabu, 25 Juli 2012

Agar Ramadhan Lebih Bermakna

Setiap muslim pasti merasa bahagia ketika menyambutnya, karena Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan sabar, bulan Al-Qur’an, bulan ampunan, bulan taubat, bulan lailatul qodar dan bulan pembebasan dari api neraka. Rasulullah Saw bersabda, ketika beliau memberi kabar para sahabatnya tentang datangnya bulan Ramadhan: "Ketika datang malam pertama dari bulan Ramadhan, seluruh setan dibelenggu dan seluruh jin diikat. Semua pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang terbuka. Semua pintu surga dibuka, hingga tidak ada satu pun pintu yang tertutup. Lalu tiap malam, datang seorang yang menyeru: "Wahai orang yang mencari kebaikan kemarilah, wahai orang yang mencari keburukan menyingkirlah. Hanya Allah-lah yang bisa menyelamatkan dari api neraka" (HR.Tirmidzi).
Ramadhan juga bulan taqwa. Didalamnya, hamba Allah Swt yang beriman diberi ujian olehNya. Barangsiapa lulus dari ujianNya, maka ia akan meraih derajat taqwa (QS.Al-Baqarah:183). Untuk itulah,, seorang muslim hendaknya mampu mengisi kemuliaan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Agar Ramadhan menjadi lebih bermakna; dan nikmatnya ibadah di bulan penuh keberkahan semakin terasa, serta merasakan lezatnya iman sebagai buah dari ketaatan. Sehingga di akhir Ramadhan, derajat taqwa didapatkan.
Berikut adalah beberapa kiat agar Ramadhan kali ini menjadi lebih bermakna.
Pertama, tarhib atau menyambut Ramadhan. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan adalah :
  1. Lebih menggiatkan ibadah sebelum datang bulan Ramadhan. Yaitu dengan mendorong diri dan keluarga untuk memaksimalkan aktivitas yang wajib.
  2. Bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata "Rasulullah Saw bersumpah, tidak ada bulan yang paling baik bagi orang beriman kecuali bulan Ramadhan, dan tidak ada bulan yang paling buruk bagi orang munafik kecuali bulan Ramadhan, dikarenakan pada bulan itu orang beriman telah menyiapkan diri untuk berkonsentrasi dalam beribadah, sebaliknya orang munafik sudah bersiap diri untuk menggoda dan melalaikan orang beriman dari beribadah" (HR. Imam Ahmad).
  3. Mempersiapkan segala sesuatu hal untuk kelancaran dan kekhusyuan ibadah Ramadhan.
  4. Saling memaafkan antara anggota keluarga, juga kerabat, tetangga dan teman. Hal ini merupakan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Agar saat memasuki Ramadhan, dosa kita dengan sesama manusia sudah terhapus. Sehingga pada bulan Ramadhan, kita tinggal menyelesaikan dosa kita kepada Allah Swt. Harapannya, ketika Ramadhan berakhir dan tiba hari raya Idul Fitri, kita benar-benar berada dalam keadaan suci kembali. Insya Allah.
Kedua, Ihya atau menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri dan keluarga kepada Allah.
Ketiga, ba’da Ramadhan, yakni menindaklanjuti aktivitas Ramadhan sehingga Ramadhan tidak berakhir begitu saja tanpa sesuatu yang berarti. Aktivitas yang bisa dilakukan selepas Ramadhan, antara lain adalah:
  1. Menjaga kebersamaan antar anggota keluarga, dengan cara menghidupkan suasana fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan), membiasakan saling menasehati dalam kebenaran, bekerjasama dan saling tolong menolong dalam beramal shalih.
  2. Membiasakan shalat berjamaah di masjid, khususnya untuk anggota keluarga laki-laki. Dengan hal ini, maka hati akan selalu terpaut ke masjid.
  3. Membiasakan shaum sunnah. Baik itu shaum sunnah senin-kamis, shaum selang sehari (shaum Daud), shaum 3 hari di pertengahan bulan hijriyah, dan lain-lain.
  4. Membiasakan shalat malam.
  5. Membiasakan bershodaqoh.
  6. Senantiasa berinteraksi dengan al-Quran, yaitu dengan lebih giat membaca, menghapal, memahami, mengamalkan dan mendakwahkannya.
  7. Membiasakan silaturahmi.
  8. Melanjutkan semangat syiar Ramadhan dengan berdakwah lebih gencar, untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin, dengan tegaknya syari’ah dan khilafah.
Demikianlah, beberapa kiat yang dapat dilakukan, agar Ramadhan menjadi lebih bermakna untuk diri dan keluarga. Wallâhu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar